Kemoterapi berasal dari 2 kata, yaitu kemo dan terapi. Kemo artinya kimia dan terapi adalah serangkaian pengobatan yang dilakukan berulang kali. Artinya, kemoterapi adalah pengobatan berulang yang dilakukan dengan bahan kimia. Bahan kimia yang digunakan pada kemoterapi bersifat sitotoksik, dimana bahan kimia ini mampu menghancurkan sel. Harapannya, sel kanker yang ada di tubuh penderita dapat dihancurkan.
Namun bahan kimia ini tidak bisa membedakan mana sel kanker dan mana sel normal, sehingga seluruh sel yang ada di tubuh, termasuk sel imun juga ikut dihancurkan. Inilah efek samping yang tidak bisa dihindari dari kemoterapi. Mulai dari kerontokan, panas, kulit kusam, dan masih banyak lagi, sehingga banyak sekali orang di luaran sana yang tidak mau melakukan kemo karena efek sampingnya yang cukup serius.
Jika saja punya pilihan, maka pengobatan selain operasi dan kemo akan banyak dipilih. Namun ternyata, selama ini, pilihan itu ada dan punya hasil yang nyata. CMI Hospital menghadirkan pengobatan lain, menggunakan formula yang mampu memutus inti sel kanker, tanpa merusak sel-sel yang masih normal. Segera konsultasikan kondisimu dengan menghubungi kami di (022) 253 1000.
Kanker payudara menjadi urutan kedua penyebab kematian terbanyak setelah kanker paru. Operasi dan kemoterapi menjadi pengobatan yang umum untuk kanker payudara. Setelah benjolan diambil dengan operasi, biasanya akan dilakukan kemoterapi yang bertujuan untuk menghambat pertumbuhan sel kanker.
Awal mula munculnya benjolan ini karena adanya kerusakan struktur darah. Apabila kerusakan struktur darah ini tidak diperbaiki, maka kemungkinan tumbuhnya benjolan baru akan tetap ada, meskipun sudah dilakukan operasi.
Nah, ternyata ada loh pengobatan kanker payudara yang mampu memperbaiki struktur darah. Pengobatan ini tidak dilakukan dengan tindakan invasif seperti operasi dan kemo tetapi dengan terapi obat yang formulanya mampu untuk memutus inti sel kanker tanpa merusak sel yang masih normal.
Sobat CMI bisa mendapatkan informasi detail mengenai layanan kesehatan yang ada di CMI Hospital dengan menghubungi kami di (022) 253 1000.
Selain kemoterapi, yang biasa dilakukan pada pasien kanker serviks adalah operasi pengangkatan rahim. Kalau operasi pengangkatan rahim sudah dilakukan, pasien kanker serviks tentu tidak akan bisa untuk memiliki keturunan ya, Sobat CMI.
Pada kasus stadium awal, pengangkatan rahim biasanya tidak dilakukan. Tapi kondisi rahim yang di dalamnya terdapat sel kanker ternyata memperkecil peluang pasien untuk bisa hamil dan memiliki keturunan. Selain itu, kemoterapi juga tidak bisa dilakukan pada pasien hamil yang baru masuk trimester 1 karena dapat menyebabkan kematian janin. Meskipun resiko kemoterapi rendah pada trimester 2 dan 3, tapi nyeri yang dirasakan ibu selama kehamilan tetap tidak bisa dihindari.
Solusi untuk masalah ini ternyata ada loh di CMI! Dengan menggabungkan 2 keilmuan kedokteran, pengobatan kanker serviks di CMI tidak dilakukan dengan tindakan invasif seperti kemo dan operasi. Formula obat dari Ibnu Sina, mampu memutus inti sel kanker tanpa merusak sel normal lainnya. Konsultasikan kondisimu segera dengan cara menghubungi layanan informasi dan konsultasi di
Apakah kamu pernah berpikir bahwa pembalut yang kamu gunakan setiap datang bulan bisa berhubungan dengan risiko kanker?
Saat kita membuang pembalut, kita mungkin tidak menyadari bahwa bahan kimia di dalamnya dapat masuk ke lingkungan. Pembalut sering mengandung bahan kimia berbahaya seperti dioxin dan formaldehida, yang telah terkait dengan risiko kanker.
Studi menunjukkan bahwa paparan jangka panjang terhadap bahan kimia dalam pembalut dapat menyebabkan perubahan sel di dalam tubuh kita. Jadi, penting untuk memilih pembalut yang aman dan bebas dari bahan kimia berbahaya.
Pembalut organik adalah pilihan yang lebih aman karena tidak mengandung bahan kimia berbahaya seperti dioxin dan formaldehida. Jadi, mulailah memprioritaskan kesehatanmu dengan memilih pembalut yang ramah lingkungan dan bebas dari bahan kimia berbahaya. Kesehatanmu layak mendapat perhatian yang serius.
CMI Hospital Bandung, hadir dengan formula khusus untuk memperbaiki mutasi genetik pada tubuh penderita kanker, agar tidak muncul kembali. Konsultasikan kondisimu segera dengan menghubungi layanan informasi dan konsultasi di (022) 253 1000
Fibroadenoma Mammae (FAM) merupakan nama benjolan yang muncul di payudara. Perkembangan benjolan ini terjadi di jaringan payudara yang mengatur 2 hormon penting wanita, yaitu esterogen dan progesteron. Ketidakseimbangan hormon dan adanya mutasi gen mediator complex subunit 12 ( MED12 ) menjadi multifaktor munculnya benjolan ini.
Meskipun tidak menimbulkan rasa sakit, tetapi penderita FAM akan merasa tidak nyaman karena benjolan bulat yang berukuran kecil ini dapat bergeser. Pada beberapa penelitian juga menyebutkan bahwa penderita FAM memiliki resiko kanker payudara yang lebih tinggi.
Apabila ukuran benjolan sudah cukup besar, biasanya tindakan yang dianjurkan dokter adalah operasi. Namun pada beberapa kasus, benjolan bisa muncul kembali setelah dioperasi karena multifaktor munculnya benjolan ini tidak diatasi.
Pengobatan yang berfokus pada multifaktor merupakan pengobatan yang lebih efektif dan tidak menimbulkan benjolan muncul lagi. Di klinik utama CMI pengobatan FAM dilakukan dengan menggunakan formula eksklusif Ibnu Sina yang dapat memperbaiki mutasi gen mediator, sehingga tidak perlu dilakukan operasi. Formula ini disesuaikan dengan kondisi pasien sehingga tidak menimbulkan efek samping. Konsultasikan segera kondisi kesehatanmu dengan menghubungi kami di (022) 253 1000 atau datang langsung ke Klinik Utama CMI yang ada di Jl. Tubagus Ismail VII No. 21
BANDUNG, Limfoma merupakan jenis kanker yang menyerang sistem limfatik tubuh manusia. Sistem limfatik menghubungkan seluruh kelenjar getah bening yang mempunyai peran penting dalam hal kekebalan tubuh. Limfoma terjadi akibat perubahan atau mutasi genetik pada sel-sel limfosit1, kemudian tumbuh secara abnormal pada kelenjar getah bening.
Gejala Kanker Kelenjar Getah Bening (Limfoma)
Gejala yang ditimbulkan akibat limfoma adalah adanya pembengkakan pada kelenjar getah bening (ketiak, leher, dada atau lipatan paha), suhu tubuh yang naik turun, demam dan keringat di malam hari, sesak napas dan batuk, mudah lelah serta penurunan berat badan yang drastis. Namun, pada beberapa kasus, limfoma bahkan tidak menimbulkan gejala terutama pada stadium awal.
Tidak semua benjolan atau pembengkakan pada kelenjar getah bening merupakan limfoma, benjolan bisa saja terjadi akibat respon tubuh dalam melawan bakteri atau virus yang menyebabkan sel darah putih dan cairan berkumpul pada kelenjar getah bening. Lebih lanjut dr. Krisna dari CMI Hospital – Rumah Sakit Kanker menjelaskan bahwa untuk mengetahui apakah pembengkakan yang terjadi pada tubuh seseorang merupakan limfoma atau bukan, harus diawali dengan penggalian riwayat kesehatan pasien kemudian pemeriksaan lanjutan seperti pemeriksaan laboratorium, radiologi sampai imunohistokimia2.
Solusi Pengobatan Kanker tanpa Operasi, Kemoterapi dan Radioterapi
CMI Hospital – Rumah Sakit Kanker dapat menjadi pilihan pemeriksaan dan pengobatan kanker tanpa tindakan operasi dan kemoterapi. CMI Hospital – Rumah Sakit Kanker menangani penyakit kanker dengan pengobatan komplementer terintegrasi, tanpa tindakan operasi dan kemoterapi dengan terapi kanker yang minim efek samping. Pengobatan kanker di CMI bekerja lebih cepat dari perkembangan sel kanker dan dapat menghancurkan sel kanker tanpa merusak sel normal di sekitarnya sehingga pasien akan merasa nyaman selama menjalani pengobatan kanker.
Informasi selengkapnya mengenai CMI Hospital – Rumah Sakit Kanker dan metode pengobatannya
BANDUNG, Hampir 28 ribu orang di dunia meninggal akibat kanker setiap harinya, data ini menunjukkan bahwa kanker menjadi masalah serius bagi dunia terutama bagi dunia kedokteran.
Ilmu kedokteran saat ini memberikan beberapa opsi pengobatan kanker seperti operasi, kemoterapi dan radioterapi. Akan tetapi, terapi-terapi ini juga sering menjadi mimpi buruk bagi penderita penyakit kanker dikarenakan metode pengobatan yang mengerikan dan tingginya efek samping pengobatan.
Tidak sedikit juga orang yang meninggal akibat efek samping dari terapi pengobatan kanker dan bukan dari penyakit kankernya sendiri. Oleh karena itu, masalah-masalah ini menjadi dasar utama mengapa CMI hospital berdiri untuk menangani penyakit kanker tanpa kemoterapi dan operasi.
CMI hospital percaya dengan metode pengobatan medis klasik, penyakit kanker bisa sembuh tanpa harus melewati pengobatan yang menyiksa dan mengerikan, bahkan pasien yang berobat masih bisa menjalankan aktifitas secara normal tanpa harus terbaring merana di tempat tidur.
Pengobatan ini menciptakan suatu semangat baru kepada pasien kanker dan melahirkan slogan yang indah seperti “kanker tanpa kemoterapi” dan “kanker tanpa operasi”.
Cara kerja pengobatan kanker tanpa kemoterapi di CMI
Dalam memahami suatu pengobatan akan penyakit tertentu maka perlu diketahui juga asal muasal dan manifestasi penyakitnya.
Penyakit kanker disebabkan oleh mutasi genetik yang terjadi pada DNA sel tubuh, mutasi ini berakibat pada multiplikasi sel sehingga reproduksi sel menjadi sangat berlimpah dan tidak terkendali, agar sel ganas ini dapat terus bereproduksi maka dibutuhkan juga nutrisi yang banyak, sehingga sering sekali sel kanker membentuk pembuluh darah baru untuk menutrisi sel yang abnormal ini.
Obat kanker CMI dibuat oleh ahli farmasi menggunakan bahan-bahan kimia alam seperti tumbuhan, hewan dan batuan mineral, zat anti kanker yang terdapat pada senyawa alam ini diekstrak dan diproses menjadi beberapa jenis obat-obatan.
Obat kanker CMI bekerja dengan cara menyerang sel kanker secara spesifik tanpa merusak sel normal, menutrisi sel yang rusak akibat kanker, memperbaiki mutasi genetik pada DNA sel dan menghambat pertumbuhan pembuluh darah baru yang menutrisi sel kanker.
Gabungan dari beberapa efek obat inilah yang menyebabkan pasien kanker yang berobat di CMI hospital merasa sangat nyaman dan tidak merasakan efek samping yang signifikan. Silahkan datang ke Jalan Tubagus Ismail VII Bandung Kami siap melayani Anda.
Bandung, Sel-sel dalam tubuh kita seharusnya tumbuh dengan teratur, namun terkadang mereka berubah menjadi monster tak terkendali yang kita kenal sebagai kanker. Untuk menghancurkan sel-sel kanker berlebih ini, dilakukan pengobatan seperti kemoterapi yang bekerja dengan pemberian zat kimia yang kuat pada tubuh untuk membunuh dan menghentikan pertumbuhannya sel kanker dalam tubuh.
Bagaimana konsep kekebalan kanker terhadap pengobatan kemoterapi ini?
Kanker yang kebal atau resisten terhadap pengobatan seperti kemoterapi, radioterapi dan pengobatan lainnya biasa dikenal dengan istilah medis Refractory cancer. Kebalnya kanker ditandai dengan sel kanker yang sudah tidak lagi merespon pengobatan.
Apa penyebab kanker kebal terhadap kemoterapi?
Bayangkan tubuh anda sebagai benteng, sistem kekebalan tubuh anda dan pengobatan kemoterapi adalah tentara yang melindunginya sementara sel-sel kanker adalah musuh yang berusaha untuk menyusup dan menyerang.
Awalnya, sel kanker mencoba menyerang tubuh lalu terdeteksi kemudian diserang kembali oleh sistem imun dan zat kemoterapi. Namun seiring berjalannya waktu, sel kanker berevolusi dan menyesuaikan diri dari serangan imun tubuh dan kemoterapi tersebut, hal ini dapat menyebabkan sel kanker menjadi lebih kuat dalam menghadapi serangan imun dan zat kemoterapi..
Jadi, sifat sel kanker yang pintar, mudah berevolusi dan bermutasi inilah yang menjadi penyebab utama dari kekebalan kanker terhadap pengobatan seperti kemoterapi.
Lalu, bagaimana cara mengobati kanker yang sudah kebal?
Pengobatan kanker yang sudah tidak efektif lagi dapat diibaratkan seperti menangkap ikan dengan tangan kosong. Hal ini tentu menjadi kesulitan dan tantangan, baik bagi pasien maupun dokter yang menangani.
Celakanya, seringkali kanker yang kebal terhadap satu jenis pengobatan juga kebal untuk pengobatan kanker lainnya. Jadi, hal utama yang bisa dilakukan adalah dengan mencegah kanker tersebut menjadi kebal dengan memilih pengobatan terbaik se-tepat mungkin.
Dengan kata lain, penderita kanker harus menggunakan senjata terbaik dan tercepat dalam menangani kanker sedari awal, terlebih-lebih karena adanya kemungkinan kanker yang menjadi kebal terhadap pengobatan.
Jika kemoterapi, radioterapi dan pengobatan kanker lain bekerja dengan satu cara; menyerang sel kanker agar mati dan menghambat pertumbuhannya, pengobatan kanker di CMI Hospital bekerja dengan beberapa cara yang unggul, seperti :
1. Meningkatkan imun tubuh
Berbeda dengan kemoterapi yang justru melemahkan imun tubuh, pengobatan kanker CMI bekerja dengan meningkatkan imun tubuh agar pasien tetap kuat dan bugar selama masa pengobatan. Imun tubuh yang kuat pun akan membantu obat dalam menghancurkan sel kanker
2. Membunuh sel kanker secara spesifik sehingga tidak merusak sel-sel normal pasien
Mayoritas efek samping yang dirasakan pasien kemoterapi seperti : ● Kebotakan rambut ● Kelelahan ● Kuku rapuh dan menghitam ● Kulit rusak, kering dan nyeri ● Anemia ● Imun atau kekebalan tubuh melemah ● Gangguan kesuburan ● Gangguan pencernaan Hal ini biasanya disebabkan oleh sel-sel normal yang ikut terserang oleh zat kimia dari kemoterapi yang tidak bisa membedakan mana sel kanker dan mana sel sehat. Pengobatan CMI dapat membedakan sel kanker dengan sel yang sehat sehingga bisa membunuh sel kanker secara spesifik.
3. Memperbaiki susunan struktur genetik dari sel
Pengobatan kanker CMI Hospital juga bekerja dengan memperbaiki susunan genetik dari sel-sel yang bermutasi dapat kembali normal.
4. Memberi nutrisi pada sel-sel yang rusak
Memberi nutrisi pada sel-sel yang rusak sehingga dapat kembali sehat dan dapat bekerja secara normal.
5. Menghalangi jalur nutrisi kanker
Selain karena pertumbuhan sel yang abnormal, sel kanker juga bisa berkembang banyak karena mengambil nutrisi dari tubuh. Pengobatan CMI dapat menghalangi jalur nutrisi kanker agar kanker kekurangan nutrisi dan tidak dapat tumbuh atau berkembang.
Pada pengobatan CMI ini, sel kanker dihancurkan tidak hanya dengan satu cara melainkan beberapa; Meningkatkan imun tubuh agar sel kanker bisa dihancurkan oleh imun tubuh juga, menghalangi jalur nutrisi yang dibutuhkan kanker hingga kanker tidak mendapat nutrisi dan mati, dan menghancurkan sel kanker secara spesifik.
Selain bekerja dengan beberapa cara, pengobatan kanker Klinik Utama CMI pun dirancang khusus menyesuaikan kondisi pasien masing-masing dan mengutamakan kenyamanan serta kesehatan pasien.
Bandung, Mungkin tidak ada istilah yang lebih pas untuk menggambarkan kejadian tak terduga dalam hidup Ummi Khairiyah selain ‘bak sudah terjatuh, tertimpa tangga’. Setelah menjalani operasi pengangkatan tumor di ovarium atau indung telur, ia merasa sangat kecewa ketika didiagnosis menderita kanker ovarium.
Rasa tidak nyaman yang ia rasakan di daerah perutnya menuntun Ummi untuk memeriksakan diri ke dokter. Pemeriksaan ini mengungkapkan adanya tumor di ovarium atau indung telur kanannya seberat 5 kg yang harus ia angkat melalui operasi.
Ketika operasi berhasil dijalani, kondisi Ummi tidak berakhir sesuai harapan. Kabar buruk baru justru datang : Ia terkena kanker di indung telur yang dipicu akibat adanya goresan saat proses operasi.
Enggan Kemoterapi
Dokter menyarankan Ummi untuk menjalani pengobatan kemoterapi, namun Ummi menolak. Ia sudah cukup merasakan dampak efek samping dari tindakan operasi dan tidak ingin merasakan dampak efek samping lain dari kemoterapi.
Pengalamannya dalam menyaksikan orang terdekat menjalani kemoterapi semakin membuatnya enggan sependapat bahwa kemoterapi adalah satu-satunya solusi. Ia yakin, pasti ada solusi pengobatan kanker yang lebih baik.
Keyakinan Ummi membawanya pada pengobatan kanker tanpa kemoterapi di Klinik Utama CMI. Dengan bermodalkan kesadaran mengenai pengobatan kanker yang baik, rasa semangat dan rasa percaya, ia menjalani pengobatan kanker di Klinik Utama CMI selama 7,5 bulan.
Sembuh kanker ovarium dalam 7,5 bulan
7,5 bulan yang ia jalani untuk pengobatan kanker akhirnya membawa kabar baik, Ibu rumah tangga berumur 53 tahun ini kini dinyatakan bebas dari kanker berdasarkan keterangan hasil lab yang ia terima.
Sebagai penderita kanker ovarium yang telah sembuh, dengan tulus Ia mengharapkan kesembuhan para pejuang kanker yang lain di luaran sana.
Ia berpesan untuk menghilangkan segala keresahan dalam memilih pengobatan yang tepat tanpa efek samping dan untuk turut membekali diri dengan ilmu pengetahuan mengenai penyakit yang diderita dan pengobatannya agar tidak salah langkah.
Bandung, Mulut merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan kita. Dengan mulut kita bisa berbicara, makan, tersenyum dan berbagi tawa dengan orang tercinta. Tapi bagaimana jadinya jika mulut pun bisa menjadi salah satu sumber ketakutan terbesar dalam hidup?
Kanker mulut dan faktor resikonya
Kanker mulut adalah kanker yang berkembang di bagian-bagian mulut meliputi lidah, gusi, pipi dalam, langit-langit mulut, bibir dan bawah lidah.
Walaupun jumlah orang yang menderita kanker mulut tidak lebih banyak daripada orang yang menderita kanker payudara atau kanker paru-paru, nyatanya kanker mulut ada di urutan ke-enam golongan kanker yang paling sering terjadi pada pria, sehingga hal ini tetap tidak bisa dipandang sebelah mata.
Dalam kasus kanker mulut, pria berisiko 2x lebih tinggi dibandingkan dengan wanita, terlebih lagi pada pria dengan umur di atas 50 tahun.
Kanker mulut pun juga menjadi salah satu jenis kanker yang tidak mudah terdeteksi. Gejala yang ditimbulkan hanya muncul ketika kanker sudah berada pada stadium yang lanjut dan biasanya ditemukan oleh dokter gigi.
Pemeriksaan kanker mulut sebetulnya tidak hanya bisa dilakukan oleh dokter gigi, tetapi oleh siapapun termasuk diri sendiri. Simak langkah-langkahnya di bawah ini
Langkah-langkah pemeriksaan kanker mulut secara mandiri
1. Mulailah dengan mencuci tangan memakai air bersih dan sabun 2. Pilih ruangan dengan pencahayaan yang baik dan sediakan cermin 3. Mulai dengan menghadap cermin dan buka mulut anda 4. Periksa secara seksama bagian mulut dalam anda termasuk pipi dalam, lidah, langit-langit mulut, gusi, tenggorokan dan perhatikan jika ada benjolan, tekstur atau pembengkakan yang tidak biasa 5. Periksa benjolan dan tekstur menggunakan jari atau bagian sikat gigi yang lembut, bagian tenggorokan dan langit-langit mulut 6. Miringkan kepala anda ke arah atas dan periksa langit-langit mulut dan tenggorokan. Gunakan senter jika perlu 7. Julurkan lidah anda dan periksa permukaan dan sisi-sisinya. Perhatikan jika ada benjolan, warna yang tidak rata atau bengkak 8. Periksa kelenjar getah bening di bawah leher dengan menekannya secara pelan menggunakan jari 9. Catat jika ada tanda-tanda yang tidak biasa, seperti sakit berkepanjangan, sulit menelan atau suara serak.
Skrining atau pemeriksaan secara mandiri ini bisa anda lakukan setiap satu bulan, namun perlu diingat meski skrining bisa dilakukan secara mandiri, hal ini tidak bisa menggantikan jadwal pemeriksaan secara teratur ke dokter gigi. Skrining ini hanya merupakan sebagai tambahan bantuan yang bisa anda gunakan untuk memantau kesehatan mulut anda dan mendeteksi adanya potensi masalah kesehatan mulut sedari dini.
Pencegahan kanker mulut
Sebenarnya, belum ada cara yang terbukti bisa mencegah kanker mulut, tapi anda bisa menurunkan risiko terkena kanker mulut dengan beberapa langkah berikut : ● Berhenti atau hindari rokok ● Batasi konsumsi alkohol ● Hindari paparan sinar matahari pada area bibir ● Jaga kebersihan mulut ● Periksakan mulut dan gigi secara rutin ke dokter gigi
Pengobatan kanker mulut dan efek sampingnya
Pengobatan kanker mulut biasanya dilakukan dengan cara kemoterapi, operasi, radioterapi atau radiasi. Namun pengobatan-pengobatan tersebut memiliki banyak sekali efek samping yang perlu dijadikan pertimbangan sebelum memilih pengobatan kanker, seperti : ● Rasa sakit pada mulut ● Infeksi mulut ● Peradangan pada kelenjar ludah ● Kerusakan syaraf di daerah mulut ● Pembusukan gusi ● Kerusakan tulang di daerah mulut karena radiasi ● Perubahan indra kecap atau perasa ● Malnutrisi karena sulit makan
Efek samping tersebut bisa dihindari dengan memilih pengobatan kanker mulut tanpa efek samping yang tersedia di Klinik Utama CMI.
Konsultasikan pada Dokter kami secara gratis melalui Kontak Klinik Utama CMI